Potensi usaha ikan air tawar akan semakin menggiurkan, pada tahun 2021 konsumsi ikan perkapita penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg per tahun. Memang, sebagian besar konsumsi ikan saat ini masih dipasok oleh hasil perikanan tangkap atau ikan laut. Namun diramalkan pada tahun 2018 produksi ikan air tawar akan menyalip produksi perikanan tangkap. Bahkan tahun 2021 kebutuhan ikan air tawar akan menyentuh angka 172 juta ton per tahun, naik lebih dari 15 persen dari kebutuhan rata-rata saat ini. Angka-angka tersebut dirilis oleh Badan Pangan PBB tahun 2011.
Mengapa demikian, karena perikanan tangkap yang ada saat ini sudah overfishing.
Sehingga ikan di laut semakin sulit didapatkan. Bahkan bila tidak ada
perubahan model produksi, para peneliti meramalkan pada tahun 2048 tak
ada lagi ikan untuk ditangkap. Dengan kata lain, tidak ada lagi menu seafood
di piring kita! Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dunia diperlukan peningkatan produksi budidaya ikan air tawar sebagai
subtitusi ikan laut. Sehingga kita bisa memberikan ruang kepada biota
laut untuk berkembang biak.
Tingkat konsumsi ikan
Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar
merupakan pasar potensial untuk produk perikanan. Apalagi fakta saat ini
menunjukkan konsumsi ikan perkapita Indonesia masih sangat rendah jika
dibandingkan dengan konsumsi penduduk negara berkembang lainnya. Kalau
kita menilik pada angka konsumsi perkapita ikan yang dikeluarkan
Kementrian Kelautan pada tahun 2011, Indonesia hanya berada diangka 31,5
kg per tahun, bandingkan dengan Malaysia yang mencapai 55,4 kg per
tahun. Hanya saja yang menjanjikan adalah pertumbuhan rata-rata atau
kenaikan jumlah konsumsi ikan di Indonesia yang naik 16,7 persen per
tahun. Jauh diatas Malaysia yang hanya 1,26 persen per tahun.
Seperti diketahui luas, daging ikan mempunyai kandungan gizi yang
baik. Ikan dipandang sebagai sumber protein hewani yang baik dibanding
sumber lainnya. Dalam daging ikan terdapat asam lemak bebas omega-3,
suatu zat yang sangat berguna bagi perkembangan kecerdasan pada
anak-anak. Omega-3 juga bermanfaat menekan kolesterol dalam darah.
Dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia, kesadaran masyarakat akan
konsumsi ikan semakin tinggi. Ditambah lagi dengan adanya program Gemar
Makan Ikan yang dikampanyekan Kementerian Kelautan RI, angka konsumsi akan terus bergerak naik.
Produksi ikan air tawar
Dari sisi produksi, pada tahun 2011 produksi perikanan nasional
mencapai 12,39 juta ton. Dari jumlah itu, produksi perikanan tangkap
sebanyak 5,41 juta ton dan produksi perikanan budidaya 6,98 juta ton.
Dari total produksi perikanan budidaya, jumlah budidaya ikan dalam kolam
air tawar menyumbangkan angka hingga 1,1 juta ton. Sisanya adalah
budidaya tambak air payau, budidaya di laut, budidaya dalam keramba dan
budidaya jaring apung.
Kenaikan produksi budidaya ikan dalam kolam air tawar pun cukup pesat
yaitu berkisar 11 persen setiap tahun. Hal ini menujukkan ada gairah
besar di masyarakat untuk mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar.
Tentunya pertumbuhan produksi ini mengacu pada permintaan pasar yang
terus meningkat.
Lebih dari 70 persen produksi ikan air tawar diserap oleh pasar dalam
negeri. Pulau Jawa menjadi penyerap terbesar mengingat jumlah
penduduknya yang padat. Apabila dilihat dari potensinya, kebutuhan untuk
pulau Jawa saja masih akan terus berkembang. Mengingat, konsumsi per
kapita ikan di Jawa masih di bawah konsumsi per kapita di luar Jawa.
Budidaya ikan air tawar
Produksi budidaya ikan air tawar dalam kolam didominasi oleh ikan
mas, lele, patin, nila dan gurame. Lima jenis ikan tersebut menyumbang
lebih dari 80 persen dari total produksi. Secara umum komersialisasi
budidaya ikan air tawar dibagi dua segmen, yaitu pembibitan dan
pembesaran. Budidaya pembibitan bertujuan untuk menghasilkan bibit bagi
para peternak ikan. Sedangkan budidaya pembesaran bertujuan untuk
menghasilkan ikan siap konsumsi. Berikut sekilas profil ikan air tawar
yang paling banyak diproduksi di Indonesia.
a. Ikan mas
Proses pemijahan ikan mas diluar persiapan indukan memakan waktu 5-7
hari hingga dihasilkan larva. Kemudian larva dibesarkan sampai berukuran
5 cm atau bobot sekitar 2,5 gram satu bulan. Jadi total waktu yang
dibutuhkan untuk budidaya pembibitan ikan mas sekitar 5 minggu.
Kemudian ikan dijual kepada peternak pembesaran. Pembesaran untuk
ikan mas ada dua segmen yaitu, dari bibit berukuran 2,5 gram menjadi
ikan ukuran 50 gram. Waktu yang dibutuhkan satu bulan. Kemudian
pembesaran untuk konsumsi, yaitu dari ukuran 50 gram atau 20 ekor per kg
menjadi 4 ekor per kg. Untuk tahap ini membutuhkan waktu 3 bulan.
b. Ikan lele
Terdapat tiga jenis lele yang umum dibudidayakan di Indonesia, silahkan lihat jenis-jenis lele budidaya.
Segmen pembibitan untuk ikan lele dimulai dari pemijahan dan penetasan
telur. Penetasan telur menjadi larva membutuhkan waktu 1-2 hari.
Kemudian perlu waktu sekitar 7 hari lagi agar larva kuat untuk
dipindahkan. Setelah larva jadi dibutuhkan waktu hingga 1-2 bulan untuk
membesarkan ikan lele hingga berukuran 5-10 cm.
Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang bisa
dibudidayakan dengan kepadatan tinggi, sekitar 100-300 ekor per meter
kubik. Pembesaran ikan lele dimulai dari ukuran 5-10 cm. Untuk
membesarkan lele dari jenis sangkuriang sampai ukuran konsumsi sekitar
9-10 ekor per kg dibutuhkan waktu 60 hari, silahkan lihat panduan lengkap budidaya ikan lele.
Rasio pakan menjadi daging untuk jenis lele sangkuriang sangat tinggi,
bisa mencapai 1:1. Artinya setiap pemberian pakan sebanyak 1 kg akan
dihasilkan 1 kg peretambahan berat lele.
c. Ikan patin
Pembibitan ikan patin memerlukan keterampilan khusus dan harus
dilakukan tenaga terlatih. Pembesaran larva sampai siap di tebar di
kolam pembesaran membutuhkan waktu 3-4 minggu. Ada tiga tahap pembesaran
larva yaitu umur 1-9 hari, 10-13 hari dan 14-21 hari.
Patin bisa dibesarkan dengan kepadatan 20-30 ekor per meter kubik.
Tidak ada patokan ukuran ikan patin siap konsumsi, sangat tergantung
selera pasar masing-masing daerah. Biasanya para pembudidaya membesarkan
patin hingga panen dalam jangka waktu 6 bulan, apabila lebih dari itu
pemeliharaan sudah tidak ekonomis lagi.
d. Ikan nila
Usaha budidaya ikan nila cocok dilakukan di daerah yang memiliki
sumber air yang bersih. Nila merupakan ikan air tawar yang mudah
dipelihara dan gangguan penyakitnya tidak begitu banyak. Pembibitan nila
cukup mudah. Dari sepasang indukan bisa dihasilkan 250-1000 butir
telur. Telur tersebut akan menetas menjadi larva 10-13 hari dalam mulut
si induk hingga siap didederkan untuk pembesaran. Waktu persiapan dari
telur hingga menjadi benih pembesaran berukuran 5-8 cm atau 5 gram,
diperlukan waktu 60 hari.
Pembesaran ikan nila sangat cepat, untuk jenis nila GIFT bisa tumbuh
4,1 gram per hari. Nila jantan dan betina memiliki kemampuan tumbuh yang
berbeda. Jantan tumbuh 40 persen lebih cepat dibanding betina. Bila
sudah mencapai 200 gram, pertumbuhan nila betina melambat drastis,
sedangkan jantan tetap tumbuh. Namun jangan khawatir, saat ini sudah ada
teknologi jantanisasi. Dengan teknik tertentu semua nila bisa diubah
menjadi jantan. Nila GIFT dikonsumsi pada ukuran 5 ekor per kg,
dibutuhkan waktu 4 bulan untuk membesarkan nila di kolam air tawar.
e. Ikan gurame
Perlu beberapa tahapan untuk membibitkan gurame dari mulai pemijahan,
penetasan telur dan pemeliharaan larva. Umumnya, larva yang telah
menetas dan berumur 8-9 hari sudah siap dipindahkan dan didederkan.
Kemudian dibutuhkan waktu pendederan selama 170 hari untuk bisa
menghasilkan benih yang siap untuk pembesaran.
Di daerah Cianjur, Jawa Barat ikan gurame biasa dibesarkan sampai
ukuran 3-4 kg dan dibudidayakan dikolam-kolam pekarangan. Namun proses
pembesaran seperti itu tidak ekonomis kalau dilakukan secara intensif.
Kecuali, kita sudah mempunyai saluran pemasaran khusus. Pembesaran ikan
gurame sampai tahap konsumsi ukuran 1 kg per ekor dari bibit sebesar 250
gram per ekor memerlukan waktu 4 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar