Berdasarkan
master plan, di dalam kawasan danau seluas 24 hektar tersebut dibangun
fasilitas bagi pengunjung. Daulatul, Kabid Pariwisata Disporapar
Batanghari, mengakui telah memiliki master plan Danau Hugo.
Master
plan tersebut direncanakan akan dibawa ke pemerintah provinsi agar
pembangunan yang direncanakan mendapat bantuan. Penataan kawasan Danau
Hugo akan diupayakan dibantu provinsi. Paling tidak dana sharing.
Ada
beberapa kegiatan yang tertuang dalam master plan. Kegiatan itu terdiri
dari pembangunan fasilitas umum berupa tempat duduk dan toilet.
Pembangunan jalan dan pembebasan lahan. Ini akan ditawarkan ke provinsi,
mana yang mau dibantu.
Pembangunan
fasilitas objek wisata Danau Hugo akan dilaksanakan 2016 mendatang.
Dispora Batanghari berharap Pemerintah Provinsi Jambi membantu
mewujudkan penataan danau yang mengandung kisah menarik tersebut.
Danau
Hugo pertama kali ditemukan oleh seorang bernama Barhan Hugo, saat
mencari gajah yang mengganggu tanaman warga dan ditemukan mati persis di
pinggir danau, Karena Danau belum ada nama, maka nama itu diambil dari
nama Barhan Hugo.
Kisah
lainnya, di lokasi danau ini ada hamparan tanah sejenis pulau yang
ditumbuhi pohon besar dan semak belukar. Konon, di saat tertentu pulau
itu bisa berpindah tempat, seperti kapal, sehingga warga menamakannya
apung belayar (pulau berjalan).
“Kami
nyebutnya apung belayar. Soalnya, saat tertentu pulau itu berpindah
tempat,” kata Gun Harapan, tokoh pemuda Desa Aur Gading.
Warga
setempat meyakini apung belayar berpindah karena kekuatan mistis. Apung
belayar berpindah tempat selalu malam hari. Masyarakat selalu mendapati
apung belayar telah berpindah tempat pada pagi harinya.
Jarak apung belayar itu berpindah tempat sangat jauh. Bisa mencapai lebih dari satu kilometer dari tempat semula.
Danau
Hugo merupakan surganya para pencari ikan. Hampir separuh warga Desa
Aur Gading menggantungkan hidupnya dengan mencari ikan di danau itu.
Anehnya, ikan di Danau Hugo tidak pernah habis, padahal ikan yang
diambil mencapai 300 kg sehari.
Anehnya,
ikan di Danau Hugo tidak mau bersatu dengan ikan dari luar. Pemkab
Batanghari beberapa kali mencoba menabur ribuan bibit ikan nila di sana,
namun mati. Tidak satupun ikan nila mampu bertahan hidup di danau ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar